Saat masih menjadi karyawan, Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ternyata sudah memulai investasi.
Namun nahas, Krisis Ekonomi 1998 telah membuatnya kehilangan seluruh aset, tapi di situlah akhirnya Sandiaga menemukan strategi baru dalam berinvestasi.
“Setelah ituhttps://5.61.57.251/https://5.61.57.251/ (peristiwa Krisis Moneter 1998), saya akan berinvestasi secara hati-hati dengan pendekatan konservatif, portofolio saya itu harus portofolio yang menggambarkan jangka panjang, jadi investasinya itu di (strategi) ‘value investing,’ dan yang menjadi role model saya adalah Warren Buffett, ” ujar Sandiaga Uno dalam Podcast Cuap Cuap Cuan, 8 Mei 2023.
Sandiaga mengatakan, bahwa orang-orang seperti Warren Buffett melihat suatu saham yang layak beli jika memiliki prospek cerah dan harga pasarnya saat ini berada di bawah nilai intrinsiknya.
Dalam podcast tersebut, Sandiaga juga memberikan saran seputar mereka yang mau berinvestasi.
Pertama adalah dengan bersabar sambil melakukan analisis secara komprehensif lewat analisis fundamental.
Jika Anda sudah menemukan saham atau portofolio (reksa dana) yang memang berprospek cerah, belilah langsung saat itu dan jangan pernah menunggu harga turun, lalu simpan di laci.
Maksud Sandiaga menaruh di laci adalah bersabar dan tidak menjualnya dalam jangka pendek, kecuali ada suatu peristiwa atau perubahan strategi investasi.
Seperti diketahui, value investing juga dipopulerkan oleh investor kondang Lo Kheng Hong (LKH). Adapun istilah LKH menyebut saham buruannya dengan nama “Saham Salah Harga.”
Beberapa bukti nyata dari kesuksesan strategi value investing LKH ada pada PT United Tractor Tbk (UNTR), di mana LKH membeli saham itu di harga Rp 250 perak per lembar dan menjualnya di harga Rp 15 ribu per lembar di tahun ke enam.
Akan tetapi, bukan berarti Sandiaga benar-benar sama dengan LKH soal investasi. Masih ada beberapa perbedaan gaya investasi Sandi dengan Warren Buffettnya Indonesia, berikut ulasannya.
Sandiaga Uno masih trading dan diversifikasi ke instrumen lain
Trading sejatinya masih dilakukan oleh Sandiaga, hanya saja dia menggunakan 5 – 10% dari total nilai portofolio. Sementara itu sisanya digunakan untuk investasi jangka panjang.
Sandiaga juga menyebutkan bahwa kurang lebih 10% dari portofolionya diinvestasikan ke aset bukan saham, sebut saja seperti emas dan properti.
Seperti diketahui, LKH merupakan investor yang kurang menyukai emas. LKH pernah bercerita bahwa dirinya terinspirasi pada cerita Buffett di 2012.
Pada 2012, Buffett membandingkan lagi, harga emas US$ 1.600/troy ounce, sementara harga saham Berkshire sudah US$ 120.000/saham. Dan di 2019, harga emas sempat US$ 1.250/troy ounce dan harga saham Berkshire sudah US$ 305.000/saham.
Tidak ada investasi Crypto di porto Sandiaga
“Gak ada crypto di portofolio saya, saya punya konsep whatever goes up fast (aset yang harganya cepat naik), akan goes down fast (turun dengan cepat) juga. Jadi, saya masih belajar, saya waktu diteken (ditanya), kalau harus investasi berapa alokasi buat crypto? Saya jawab maksimal 1% dari portofolio saya, untuk belajar aja, jadi kalau rugi gak berdampak secara finansal ke portofolio kita,” imbuhnya.
Sandi menjelaskan juga bahwa dalam investasi, semua orang harus menghindari ikut-ikutan. Ibarat seseorang menggantungkan diri ke investasi, maka dia harus tahu betul apa yang mereka beli.
Seperti diketahui, LKH juga merupakan investor yang kurang menyukai aset crypto. Menurut LKH, tidak ada aset dasar yang menyertai aset digital ini.