Suram! Harga Batu Bara Dunia Ambruk 13%

Suram! Harga Batu Bara Dunia Ambruk 13%

FILE PHOTO: A view of the Eagle Butte Mine, operated by Alpha Natural Resources, is seen from a public access overlook platform near Gillette, Wyoming, U.S., May 31, 2016.  REUTERS/Kristina Barker/File Photo

Harga batu bara mencatatkan kinerja negatif mingguan selama tujuh kali beruntun. Ini membuat harga batu bara semakin terpuruk dengan turun 13% selama Januari 2024.

Mengacu pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi US$ 119 per ton atau melemah 2,5% secara mingguan pada perdagangan Jumat (26/1/2024).

Penurunan harga batu bara dipengaruhi oleh sejumlah faktor global yang signifikan, termasuk keputusan Jerman untuk mengeluarkan pembangkit listrik tenaga batu bara dari pasar demi keamanan pasokan, serta kendala transportasi melalui terminal batu bara terbesar di Afrika Selatan.

Menurut https://totokas138.store/ laporan dari Montel News, keputusan Jerman untuk mengeluarkan pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 5.980 MW dari pasar diharapkan memberikan sinyal positif terhadap harga batu bara di musim dingin mendatang.

Pembangkit tersebut dijadwalkan untuk keluar dari pasar tenaga listrik pada akhir Maret, setelah kapasitas sebesar itu dikeluarkan dari skema cadangan jaringan listrik pada tahun 2022. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap pemangkasan pasokan gas dari Rusia sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina.

Musim dingin Eropa yang lebih hangat masih menjadi sentimen negatif mengingat permintaan akan sumber energi bisa berkurang sehingga harga energi melemah.

Sementara itu, laporan dari OilPrice menyebutkan bahwa Terminal Batu Bara Richards Bay (RBCT) di Afrika Selatan, yang merupakan terminal pengapalan batu bara terbesar di dunia, mengalami penurunan volume ekspor batu bara sebesar 6,2% secara tahunan pada tahun 2023. Ini merupakan level terendah sejak tahun 1992, yang disebabkan oleh tantangan dalam transportasi melalui jalur kereta api.

CEO RBCT, Alan Waller, menyatakan bahwa terminal tersebut hanya mengirimkan 47,2 juta ton batu bara pada tahun 2023.

Penurunan ekspor ini terutama disebabkan oleh tantangan transportasi melalui jalur kereta api yang terkendala di operator kereta api negara, Transnet SOC Ltd. Perusahaan ini mengalami kesulitan mengirimkan batu bara karena kekurangan lokomotif dan seringnya terjadi pencurian dan perusakan pada infrastruktur.

Pada tahun lalu, permintaan batu bara di Eropa menurun, sehingga pengiriman RBCT ke benua tersebut turun sebesar 57% secara tahunan.

India menjadi tujuan ekspor terbesar batu bara dari RBCT dengan jumlah sekitar 19,7 juta ton pada tahun lalu. Meskipun Transnet berharap mengirimkan 60 juta ton batu bara ke terminal ekspor pada 2023, target tersebut tidak tercapai. Untuk tahun 2024, RBCT menetapkan target ekspor sebesar 50 juta ton batu bara.

Tantangan dalam transportasi batu bara melalui kereta api semakin rumit setelah dua kereta bertabrakan hampir dua minggu yang lalu. Transnet harus bekerja keras untuk membersihkan jalur kereta api menuju RBCT. Meskipun demikian, perusahaan pertambangan batu bara besar, Thungela Resources, menyatakan bahwa mereka tidak mengharapkan insiden tersebut berdampak signifikan pada operasional mereka.

“Diharapkan bahwa tabrakan ini akan memiliki dampak terbatas pada operasional kami. Kami terus berkomunikasi dengan Transnet dan mengharapkan pembaruan mengenai kapan layanan akan pulih dalam waktu yang sesuai,” ujar Thungela dalam tanggapan tertulis kepada Reuters pada 16 Januari 2023.

Dengan adanya perubahan signifikan dalam pemasok dan transportasi batu bara, pasar global saat ini tengah menghadapi dinamika yang kompleks yang berpotensi mempengaruhi harga dan pasokan energi dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*