Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan surplus per April 2023. Kali ini surplus direalisasikan sebesar Rp234,7 triliun atau 1,12% terhadap produk domestik bruto (PDB). Dari surplus ini, keseimbangan primer mencapai Rp 374,3 triliun.
Sri Mulyani mengklaim kinerja APBN hingga bulan April masih mencatatkan surplus ditopang kinerja pendapatan yang masih kuat. APBN tetap solid dan resilien menjaga momentum pertumbuhan dan pemulihan ekonomi dengan tetap mewaspadai perkembangan risiko dan kondisi ekonomi global serta potensi moderasi penerimaan sebagai dampak menurunnya harga komoditas global.
“Jadi dalam 4 bulan pertama, APBN kita surplus baik di keseimbangan primer maupun overall balance,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip Selasa (23/5/2023).
“Hasil yang sangat baik sampai April akan kita jaga terus dan kita juga akan pertahankan. Namun seperti yang https://rtpdwslot88.org/ kita semuanya pahami, kondisi ekonomi dunia sangat dinamis dan proyeksinya memang menunjukkan adanya pelemahan,” paparnya.
Keseimbangan primer merupakan selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Jika total pendapatan negara lebih besar daripada belanja negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan positif, yang berarti masih tersedia dana yang cukup untuk membayar bunga utang.
Sebaliknya, jika total pendapatan negara lebih kecil daripada belanja negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan negatif, yang berarti sudah tidak tersedia dana untuk membayar bunga utang. Dengan kata lain, sebagian atau seluruh bunga utang dibayar dengan penambahan utang baru.
Saat ini, posisi keseimbangan primer ini sekaligus membuktikan pengelolaan APBN yang prudent dan akuntabel. Di sisi lain, mantan pejabat Bank Dunia ini menilai realisasi pembiayaan terjaga baik dalam mendukung kinerja APBN.
Adapun, dalam kesempatan ini, Sri Mulyani menegaskan pembiayaan utang (neto) melalui SBN dan pinjaman hingga akhir April 2023 terealisasi sebesar Rp243,9 triliun (35,0% Target).
“Pemerintah senantiasa berhati-hati dalam melakukan penerbitan SBN dan penarikan pinjaman dengan menyesuaikan kondisi kas dan mencermati dinamika pasar keuangan,” katanya.