Mayoritas saham emiten pertambangan emas terpantau terkoreksi pada perdagangan sesi I Kamis (30/3/2023), di tengah melandainya kembali harga emas acuan dunia.
Hingga pukul 09:20 WIB, dari enam saham pertambangan emas, hanya satu yang masih menguat pada pagi hari ini.
Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) menjadi saham pertambangan emas yang paling besar koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 1,49% ke posisi harga Rp 66/saham.
Berikutnya ada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang ambrol 1,44% ke Rp 2.050/saham. Saham ANTM terkena aksi profit taking investor setelah sebelumnya melesat dalam beberapa hari terakhir.
Sementara untuk saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) terpantau menguat 0,6% menjadi Rp 338/saham.
Harga emas kembali melandai, meski masih ada harapan cerah menjelang akhir tahun nanti.
Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, emas ditutup di posisi US$ 1.964,04 per troy ons. Harga sang logam mulia menyusut 0,49%.
Pelemahan tersebut berbanding terbalik dengan hari sebelumnya di mana emas menguat 0,88%.
Harga emas juga masih melemah pada pagi hari ini. Per pukul 06:20 WIB, harga emas melandai tipis 0,02% ke posisi US$ 1.963,62 per troy ons.
Emas melandai setelah dolar Amerika Serikat (AS) menguat tajam kemarin. Pelemahan emas juga disebabkan semakin meredanya kekhawatiran pasar mengenai krisis perbankan AS.]
Indeks dolar AS ditutup di posisi 102,64 kemarin. Posisi tersebut lebih tinggi dibandingkan pada hari sebelumnya yang tercatat 102,43.
Penguatan dolar AS ini tentu saja berdampak negatif ke logam mulia. Dolar yang menguat membuat harga beli emas naik sehingga semakin tidak terjangkau.
Ambruknya emas hari ini ini hanya berselang beberapa hari setelah sang logam mulia terbang tinggi.
Emas mengangkasa pada 10-23 Maret 2023. Pada periode tersebut, emas melambung 8,9%.
Lonjakan harga emas pada periode tersebut ditopang oleh kekhawatiran pasar setelah tiga bank di AS kolaps yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank.
Namun, sejalan dengan meredanya krisis maka daya tarik emas pun memudar.
Kendati demikian, analis ING masih melihat jika emas berpeluang besar menguat tajam. ING memperkirakan harga emas akan berada di kisaran US$ 2.000 pada kuartal IV-2023.
“Harga emas diperkirakan akan melemah dalam jangka pendek. Namun, emas akan terus merangkak naik pada semester II tahun ini dan bisa bergerak di kisaran US$ 2.000 pada kuartal IV-2023,” tulis ING dalam laporannya, dikutip dari Kitco News.
Namun, ada syarat yang harus dipenuhi agar emas bisa terbang lagi.
“Asumsinya adalah jika krisis di perbankan memburuk dan The Fed mulai memangkas suku bunga pada akhir tahun,” imbuh ING.