Debut Perdana, Saham Graha Trans (GTRA) Ngebut Langsung ARA

Pencatatan perdana saham PT Hillcon Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Perusahaan di bidang angkutan bermotor untuk barang umum, PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GrahaTrans) telah resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) yang ke-28 tahun ini.

GrahaTrans menawarkan saham ke publik sebanyak 378.875.000 lembar bernilai nominal Rp 100 per saham atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Adapun harga yang ditawarkan ke publik yaitu, Rp 150 per saham. Sehingga, perseroan akan meraup dana segar sebesar Rp56,83 miliar.

Dalam debut perdananya, saham GTRA menyentuh level auto rejection atas (ARA) atau naik 34,67% (52 poin) ke posisi Rp 202 per saham. Saham GTRA tercatat ada 1.115 kali transaksi dengan volume 58 ribu lot dan total nilai transaksi sebesar Rp 1,1 miliar.

Direktur Utama Graha Trans, Ronny Senjaya optimis akan mampu meraih pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan di tengah pesatnya perkembangan industri jasa angkutan darat di dalam negeri.

“Pencatatan perdana saham GTRA di Bursa Efek Indonesia menjadi milestone penting bagi pertumbuhan bisnis Graha Trans, serta bagi perkembangan industri jasa logistik di Tanah Air maupun industri pasar modal,” ujarnya di gedung BEI Jakarta, Kamis (30/3).

Untuk memuluskan aksi korporasi ini, manajemen menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek.

Perseroan telah mencatat kelebihan permintaan saham (oversubscribed) sebanyak 243,43 kali.

Nantinya, senilai Rp36,8 miliar atau sebesar 64,8% dari dana hasil IPO setelah dikurang biaya-biaya emisi akan dimanfaatkan sebagai anggaran belanja modal (capex) berupa pembelian 38 unit truk untuk memenuhi permintaan tambahan support unit dari pelanggan.

Sementara sisanya yang sebesar 35,2% dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja GTRA yang terkait dengan penambahan unit kendaraan di 2023, termasuk tidak terbatas untuk biaya pengiriman, servis, membeli ban mobil, gaji karyawan hingga membeli GPS.

Menurutnya, perusahaan yang bergerak di sektor transportasi dan logistik, jumlah dan kondisi armada menjadi faktor penentu yang akan mempengaruhi operasi GTRA. “Jumlah armada truk yang meningkat akan berbanding lurus dengan kenaikan penjualan maupun beban langsung,” ucapnya.

Sebagai informasi, sejauh ini pelanggan utama GrahaTrans adalah PT Inbisco Niagatama Semesta yang merupakan salah satu entitas grup PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Selanjutnya, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Sicepat Ekspress Indonesia, PT Kurnia Mitra Selaras dan PT Global Jet Cargo.

Siapa pemilik GrahaTrans?

Mengutip prospektusnya, Ardi Supriyadi dan Ronny Senjaya memiliki saham GTRA sebesar 6%. Selanjutnya saham perusahaan dimiliki oleh PT Andika Eka Putra dan PT Trimulti Aditana Perkasa. Meskipun entitas ini memiliki masing masing 44% saham GTRA, namun Ardi memiliki saham 1% di Trimurti dan Ronny memiliki 1% di Andika Eka Putra.

Sementara sisa saham di masing perusahaan sebesar 99% dikendalikan oleh PT Dwikarya Semesta Investama. Namun, dari perusahaan induk ini Ardi dan Ronny muncul dengan kepemilikan masing masing 50%.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*