BPS Ungkap Penyebab Ekonomi 2023 Lebih Rendah dari 2022
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia tumbuh mencapai 5,05% pada 2023, lebih rendah dibandingkan 2022 yang sebesar 5,31%.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti menuturkan pertumbuhan ekonomi pada 2023 lebih rendah dari pertumbuhan 2022 secara tahunan dipicu oleh base effect dan siklus commodity boom atau ledakan komoditas.
“Dari sisi produksi tentu tadi sudah saya sampaikan bahwa ekonomi tahun 2023 disumbang oleh industri manufaktur perdagangan dan transportasi informasi dan komunikasi, perlambatan ekonomi kita sedikit, kan melambatnya tidak banyak dibanding https://172.104.163.244/ tahun lalu,” ungkap Amalia.
Kondisi ini salah satunya dipicu melambatnya ekonomi global dan selain itu juga ada fenomena El Nino yang berdampak pada pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang tumbuhnya melambat terutama paruh kedua 2023.
Dari catatan BPS, pertumbuhan ekonomi global tumbuh tapi melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu negara mitra dagang utama seperti China, Amerika Serikat dan Jepang serta India membaik pada kuartal IV-2023.
Amalia mengatakan kinerja perdagangan global baik barang dan jasa, berdasarkan data UNCTAD, mengalami kontraksi pada 2023 “Penurunan terdalam terjadi pada kuartal IV-2023,” ujarnya. Sementara itu, di sisi lain, tren penurunan komoditas unggulan Indonesia berlanjut, yakni CPO dan batu bara.
Foto: Rilis BPS 5 Februari 2024. (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
Rilis BPS 5 Februari 2024. (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics) |