– Rupiah melemah 0,34% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.795/US$ awal pekan kemarin. Rupiah masih akan berfluktuasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Selasa (16/5/2023) sebab pelaku pasar menanti pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dengan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy.
Maklum saja, kurang lebih dua pekan ke depan, Amerika Serikat terancam mengalami gagal bayar (default) jika batas pagu utang tidak dinaikkan.
Partai Republik yang merupakan oposisi menguasai DPR AS, sehingga menyulitkan bagi Biden untuk meloloskanhttps://prodwslot88.com/https://prodwslot88.com/ anggaran belanja. Baik anggota Partai Demokrat maupun Republik sedang mencari landasan yang sama dalam hal belanja dan regulasi energi sebelum Biden dan McCarthy bertemu besok.
Partai Republik sudah berulang kali menegaskan tidak akan menaikkan pagu utang jika pemerintah tidak memangkas belanja dengan besar alias melakukan penghematan.
Kabar baiknya, pemerintah di Gedung Putih masih mempertimbangkan syarat dari Partai Republik tersebut, sehingga peluang dinaikkannya batas pagu utang terbuka, dan Amerika Serikat bisa lolos dari gagal bayar yang berisiko membuat perekonomian AS merosot.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR saat ini berada jauh di bawah rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50), MA 100 dan MA 200 yang tentunya memberikan tenaga rupiah menguat.
Penguatan Mata Uang Garuda semakin terakselerasi setelah sukses menembus Rp 15.090/US$ yang sebelumnya menjadi support kuat.
Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50% yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Sayangnya rupiah yang juga sebelumnya mampu menembus ke bawah Fib. Retracement 61,8% kini kembali ke atasnya.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian terus bergerak naik setelah menyentuh wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang mulai masuk oversold artinya ada risiko rupiah akan mengalami koreksi.
Fib. Retracement 61,8% di kisaran Rp 14.730/US$ menjadi menjadi support kuat yang akan menahan jika rupiah menguat. Resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.830/US$ jika ditembus rupiah berisiko menuju Rp 14.900/US$.
Sementara jika mampu kembali ke bawah Rp 14.730/US$, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.650/US$ hingga Rp 14.620/US$, sebelum menguji lagi Rp 14.560/US$ pekan ini.